Tag Archives: Jepang

Menelusuri Pertanian di Jepang

Pada “Japan Experience Program 2016” tanggal 1-10 September lalu, Ilmiasa Saliha (BioAgriculture ‘13) melakukan perjalanan ke Jepang! Kegiatan yang dilakukan berupa field-trip ke beberapa perusahaan makanan, pertanian, lahan pertanian, dan street food. Salah tiga perusahaan yang menarik ialah “Ina No Sato” “Japan Agriculture (JA)”, dan “Tsutikko Tajima Farm” yang berlokasi di Minami-Aizu. Simak langsung pengalaman Ilmiasa berikut ini!

Inna no Sato

Ina no Sato mempunyai lahan produksi tomat dalam greenhouse yang berlokasi di kota kecil Minami-Aizu, prefektur Fukushima. Ina no Sato didirikan pada tahun 1997 dalam bentuk organisasi kemudian berkembang menjadi bentuk perusahaan pada tahun 2005. Ina no Sato memfasilitasi para petani kecil dalam budidaya tomat produksi. Konon katanya, tomat di Minami-Aizu ini cukup terkenal di Jepang karena harganya yang murah. Ada 4 jenis tomat produksi utama yang dibudidayakan, yaitu tomat kuning, tomat orange, tomat merah bulat, dan tomat merah lonjong. Kesemua tomat tersebut berbentuk kecil, imut, dan rasanya manis! Warna yang berbeda, rasa manisnya juga berbeda. Tomat -tomat ini juga enak dikonsumsi langsung sebagai snack daripada sebagai sayur loh! Produksi tomat paling besar di Ina no Sato ialah saat musim panas sedangkan musim dingin sulit dilakukan karena tebalnya salju yang menghambat pertumbuhan tomat. Nah, salah satu alternatif komoditas yang dibudidayakan saat winter ialah jamur namun harganya mahal karena cukup sulit menanam saat salju.

Greenhouse di Inna no Sato, Jepang
Greenhouse di Inna no Sato, Jepang

Untuk marketnya, tomat-tomat ini dijual di prefektur Fukushima dan Nigata, yaitu ke supermarket yang sudah memiliki kerjasama dengan Ina no Sato. Hal lain yang menarik ialah, produk tomat Ina no Sato memiliki sertifikat organik yang tertulis di boxnya. Lalu untuk produk beras, mereka memiliki sertifikat Eco-Farm loh! Sertifikat organik dan Eco-Farm ini di Jepang tidak terlalu sulit untuk didapatkan. Sekedar informasi, level sertifikat organik di Jepang ada beberapa. Level 1 untuk pure organic, level 2 untuk yang special, dan level 3 untuk eco-farm. Produk-produk Ina no Sato juga tidak mengandung GMO (Genetically Modified Organism), alias aman dan sehat.

Tomat Hasil Panen (Dokumentasi Pribadi, 2016)
Tomat Hasil Panen (Dokumentasi Pribadi, 2016)

Japan agriculture

Selanjutnya, tidak jauh dari Ina no Sato terdapat Japan Agriculture (JA) yaitu pabrik dan lahan tomat produksi yang lebih besar. Sedikit inovasi yang membedakan dari Ina no Sato ialah irigasi di lahan milik JA ini sudah otomatis menggunakan alat komputer pengendali (automatized & computerized). Lalu untuk mengusir serangga, di setiap ujung bedengan ditanam bunga pengusir serangga. Produk tomat yang sudah di-packaging di JA kemudian didistribusikan ke supermarket – supermarket terdekat.

Irigasi Modern di JA (Dokumentasi Pribadi, 2016)
Irigasi Modern di JA (Dokumentasi Pribadi, 2016)

Tuttiko Tajima Farm

Masih di kota kecil Minami-Aizu, ada Tsutikko Tajima Farm berbentuk perusahaan keluarga (family company) yang memproduksi bunga hias (bouquet), jus tomat, jus peach, jus apel, dan miso. Tsutikko Farm memiliki lahan buah-buahan sendiri yang bekerjasama dengan para petani dan alat-alat pembuat jus sendiri. Menariknya, Tsutikko Farm sudah memiliki timeline kerja yang jelas di setiap musimnya dalam menghasilkan produk. Saat spring dan summer, diproduksi bunga hias dan jus buah. Sedangkan saat winter diproduksi fermentasi miso. Semua yang dilakukan berdasarkan kemampuan pertumbuhan tanaman di musim yang berbeda. Jadi perusahaan ini bisa ‘running’ sepanjang tahun.

Tsutikko Tajima Farm (Dokumentasi Experience Japan Program, 2016)
Tsutikko Tajima Farm (Dokumentasi Experience Japan Program, 2016)

Dari Tsutikko Tajima Farm ini kita bisa belajar lebih jelas mengenai “The Sixth industrialization” untuk “Japanese Agricultural Development”, yaitu industrialisasi pertanian yang menggabungkan budidaya di lahan on farm (industri primer), food processing (industri sekunder), dan retail (industri tersier) dalam satu perusahaan, untuk memenuhi kebutuhan produk pertanian bagi konsumen. Jadi trend perusahan pertanian di Jepang saat ini sedang bergerak ke arah “The Sixth industrialization” sesuai arahan pemerintah.

So, buat kamu yang ingin memajukan pertanian dunia, bisa belajar banyak nih dari Jepang dan negara maju lain. Kenapa pertanian harus maju? Karena selama manusia membutuhkan makanan maka pertanian pasti akan selalu dibutuhkan. Jika pertaniannya maju, maka soal makan akan lebih mudah. Lalu kalau soal makan sudah beres, maka peradaban maju juga akan mengikuti dengan sendirinya. Itu yang sebetulnya kita semua inginkan, bukan?  So, the world really needs you, agri-youth! 🙂 (Ilmiasa Saliha)