DILEMATIS: Konversi Lahan atau Krisis Pangan

Gambut merupakan jenis tanah yang terbentuk dari hasil akumulasi dari sisa-sisa tumbuhan yang setengah membusuk. Lahan gambut di Indonesia memiliki potensi yang besar sebagai sumber penghasil pangan karena Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki lahan gambut seluas 21 juta hektar atau 36 persen dari seluruh lahan gambut di dunia. Kekayaan lahan gambut harus dijaga dan dilestarikan karena gambut di Indonesia tergolong tua yaitu terbentuk dari 5000 tahun yang lalu dan mempunyaki kedalaman hingga 5 meter.

Alih fungsi lahan gambut merupakan perubahan fungsi dari lahan gambut yang pada umumnya tidak sesuai dengan fungsi awal lahan gambut sebagai penyeimbang ekosistem sehingga terjadi penurunan kualitas lingkungan. Seharusnya pengembangan lahan gambut dapat difokuskan pada gambut berketebalan sedang sehingga masih menyisakan lahan gambut sebagai penyeimbang ekologis.

Lahan gambut tidak boleh dilakukan secara sembarangan karena:

  1. Lahan gambut memiliki kandungan bahan organik (karbon) yang sangat tinggi.
  2. Cadangan karbon di hutan gambut jauh lebih besar dibandingkan hutan tropis lainnya.
  3. Mudah terbakar karena tingginya kandungan bahan organik

Berkaca dari Proyek Pengembangan Lahan Gambut (PLG) Sejuta Hektar pada masa Orde Baru yang berujung kegagalan akibat :
● Kurangnya AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)
● Pelaksanaan proyek yang terburu-buru
● Pengelolaan lahan oleh pihak yang kurang ahli

Krisis Pangan merupakan keadaan dimana kebutuhan pangan lebih besar daripada ketersediaan pangan

Ketahanan Pangan adalah “Kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan,
yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya…” (UU No.18 tahun 2012 )

Akibat pandemi COVID-19, pemerintah memutuskan untuk membuka 600 ribu hektar lahan gambut.
Lahan gambut ini kemudian disiapkan untuk menjadi lahan pertanian demi memenuhi kebutuhan pangan rakyat Indonesia dan mencapai ketahanan pangan.
Pembukaan lahan gambut ini memiliki sisi positif dan negatifnya masing-masing.


Sisi positif :

  1. Meningkatkan produksi pertanian di Indonesia untuk pemenuhan pangan.
  2. mengoptimalkan fungsi ekonomis dan sosial budaya dari yang awalnya hanya merupakan
    lahan tidur dengan fungsi ekologis.
  3. pertanian gambut lebih sustainable jika dibandingkan dengan pembakaran lahan gambut atau
    pembukaan pertambangan.
    Sisi negatif :
  4. butuh teknologi pengairan khusus
  5. varietas yang dapat ditanam terbatas karena keadaan tanah yang asam dan kesuburan rendah
  6. merugikan dalam aspek lingkungan

Budidaya di lahan gambut harus memperhatikan:
● Teknologi pengelolaan air yang disesuaikan dengan karakteristik gambut dan jenis tanaman
● Pembuatan drainase mikro sedalam 10-50 cm untuk membuang kelebihan air, menciptakan
keadaan tidak jenuh untuk pernapasan akar tanaman, dan mencuci sebagian asam-asam
organik
● pH tanah gambut yang masam memerlukan upaya ameliorasi untuk meningkatkan pH
sehingga memperbaiki media perakaran tanaman.

Kesimpulan
Budidaya di lahan gambut memungkinkan, namun dengan tetap memperhatikan aspek lingkungannya. Berkaca pada proyek PLG yang lalu, diperlukan analisis AMDAL yang baik dan penerapan di lapangan pun harus tetap diperhatikan.

Badan Pengurus HIMAREKTA “Agrapana” ITB Periode 2020/2021

Badan Pengurus HIMAREKTA “Agrapana” ITB Periode 2020/2021

#AgrapanaMekar

VISI

HIMAREKTA “Agrapana” ITB sebagai wadah pengembangaan anggota yang berkelanjutan dalam suasana kebersamaan dan profesionalitas

MISI

  • Menumbuhkan hubungan baik antar anggota dengan meningkatkan partisipasi dan apresiasi
  • Mengembangkan potensi, minat, dan bakat sesuai dengan kebutuhan anggota
  • Mengembangkan hardskills dan softskills anggota melalui kegiatan yang sinergis dan kolaboratif
  • Meningkatkan mentalitas anggota dalam keprofesian melalui penghasilan karya

Jajaran Badan Pengurus #AgrapanaMekar

Koordinator Dewan Perwakilan Anggota: Millenio Salsabil (11417016)
Ketua Himpunan: Abdul Halim (11417018)
Senator: Tasnim Aina (11417024)
Badan Semi Otonom: Khalish Muhammad Azka (11417017)

Kesekjenan

Sekretaris Jenderal: Felbie Suryafiandi Layardi (11417009)
Kepala Divisi Sekretaris: Zahira Saffana Matriani (11417019)
Kepada Divisi Badan Rumah Tangga: Yoko Purwanti (11417010)
Kepala Divisi Medkominfo: Jennifer Adelia Latif (11417012)

Badan Keuangan

Kepala Departemen Badan Keuangan: Annisa Nur Hapifah (11417038)
Kepala Divisi Bendahara: Metha Vebry Edsan (11417025)
Kepala Divisi Kewirausahaan: Fachry Nur Aiman (11417031)

Departemen Internal

Kepala Departemen Internal: Kireina Novita (11417004)
Kepala Divisi Keakraban: Tiara Ariake Salshabila (11417040)
Kepala Divisi Kesejahteraan Anggota: Candra Nadi Prabowo (11417039)
Kepala Divisi Minat Bakat: Afinda Firda Nilasari (11417052)

Departemen Eksternal

Kepala Departemen Eksternal: Miftahul Jannah (11417023)
Kepala Divisi Intrakampus: Dimisya Luthfiana (11417020)
Kepala Divisi Ekstrakampus: Virliani Octavia (11417030)
Kepala Divisi Pengabdian Masyarakat: Fitriani Kusprayogo (11417015)

Departemen Pengembangan Sumber Daya Anggota

Kepala Departemen Pengembangan Sumber Daya Anggota: Muhammad Naufal Maulana (11417047)
Kepala Divisi Manajemen Sumber Daya Anggota: Natalia Eka Prasetia (11417049)
Kepala Divisi Kaderisasi: Karina Eka Sasmitha (11417008)

Departemen Keilmuan

Kepala Departemen Keilmuan: Tiodora Erdita Trijane Br Ginting (11417035)
Kepala Divisi Keprofesian: M. Ghifary Muktabar (11417033)
Kepala Divisi Karya dan Inovasi: Rifki Muhammad (11417050)
Kepala Divisi Eksplorasi: Fitri Rahmadany (11417032)

KASURA 3.0: Memperingati Hari Gizi Nasional ke-60

Tahukah kalian apa itu hari gizi?

Hari gizi adalah hari yang diperingati untuk menggalang kepedulian dan meningkatkan komitmen dari berbagai pihak, untuk bersama membangun gizi menuju bangsa yang sehat berprestasi melalui gizi seimbang dan produksi pangan berkelanjutan.

Hari gizi diperingati setiap tahunnya pada tanggal 25 Januari. Hal itu disebabkan ketika pada masa kemerdekaan Indonesia yaitu 17 Agustus 1945, gizi masyarakat Indonesia masih buruk. Kemudian ditunjuklah Prof. Poorwo Soedarmo (Bapak Gizi Indonesia) oleh Menteri Kesehatan J. Leimena sebagai ketua Lembaga Makanan Rakyat (LMR). Selanjutnya LMR membentuk Sekolah Juru Penerang Makanan pada tanggal 25 Januari 1951 dan karena jasa Sekolah Juru Penerang Makanan ini, maka setiap tanggal 25 Januari diperingati sebagai “Hari Gizi dan Makanan Nasional”.

Hari Gizi Nasional ke-60 ini bertemakan Gizi Optimal untuk Generasi Milenial, tujuannya adalah meningkatkan pengetahuan generasi milenial untuk sadar gizi dan kesehatan, perlunya pengembangan SDM dalam pembangunan kesehatan yang berkelanjutan melalui perbaikan gizi masyarakat khususnya gizi pada remaja, dan Indonesia pada saat ini sedang dihadapi dengan masalah “triple burden” yaitu stunting (pendek) dan wasting (kurus) yang masih tinggi.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) terdapat 3 diantara 10 balita mengalami stunting (pendek), 1 diantara 10 balita wasting (kurus), 1 diantara 10 balita obesitas, 1 diantara 2 ibu hamil mengalami anemia, serta 3 diantara 10 remaja mengalami anemia

(Riskesdas 2013-2018)

Apa itu GMO?

GMO (Genetically Modified Organism) adalah proses perubahan genetik dari suatu organisme dengan teknik rekayasa genetik. GMO telah dimanfaatkan dalam memodifikasi berbagai jenis produk pangan maupun non pangan. Terdapat beberapa pro dan kontra mengenai GMO

Sumber: medicalnewstoday.com

Faktanya, produk GMO yang akan dilepas ke masyarakat harus melewati serangkaian tes terlebih dahulu. Indonesia telah melakukan pengawasan GMO di bawah Kementerian Pertanian serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sehingga produk GMO tetap berada dalam batas aman.

Tidak hanya pada manusia, peningkatan gizi pun perlu dilakukan pada tanaman, terutama tanaman pangan. Hal tersebut bisa dilakukan dengan penggunaan pupuk dan biofortifikasi. Biofortifikasi adalah salah satu metode utama fortifikasi pangan dengan cara membiakkan tanaman untuk meningkatkan nilai nutrisinya, yang dapat dicapai dengan pemuliaan selektif konvensional. Contoh dari produk biofortifikasi adalah golden rice, mi jagung, garam, produk susu, dan lain sebagainya.

Selain itu, metode utama fortifikasi pangan adalah biologi sintetis serta fortifikasi komersial dan industri. Biologi sintetis adalah penambahan bakteri probiotik ke makanan. Fortifikasi komersial dan industri adalah makanan masak biasa, seperti tepung, beras, dan minyak.

Lalu apa yang telah dilakukan Indonesia?

Sejauh ini, Indonesia telah melakukan beberapa upaya, yaitu:

  1. mengadakan program pendidikan dan pelatihan gizi
  2. mengadakan program pengawasan makanan dan minuman
  3. mengadakan program penelitian dan pengembangan gizi
  4. mengadakan program diversifikasi pangan, serta program pembangunan lainnya di sektor pendidikan, kependudukan dan keluarga sejahtera, agama, industri, dan perdagangan

KASURA 2.0: Teknologi Pertanian

Kesejahteraan Petani

Sebagai negara agraris, proporsi terbesar penduduk Indonesia berada di sektor pertanian. Pelaksanaan pembangunan perekonomian nasional, pedesaan, dan perkotaan juga telah banyak menunjukkan peningkatan. Namun, masalah kemiskinan masih belum terpecahkan. Faktanya banyak orang kaya yang berasal dari petani dan banyak orang miskin yang juga dari petani. Kegiatan pembangunan telah berhasil meningkatkan produksi pertanian namun belum cukup mampu meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, dan penanggulangan kemiskinan di pedesaan.

“Petani dikatakan sejahtera jika mereka mengeluarkan modal rendah tetapi hasilnya tinggi”

Permasalahan yang Berhubungan dengan Kesejahteraan Petani

Masalah dalam bidang pertanian saat ini dapat mengganggu kesejahteraan petani, salah satunya adalah masalah teknologi. Teknologi pertanian di Indonesia sudah berkembang dari proses produksi dihulu hingga hilir. Berbagai macam prototipe alat dan mesin pertanian telah dihasilkan oleh Kementerian Pertanian. Di era revolusi industri 4.0, petani dituntut untuk memanfaatkan teknologi digital dalam mengelola usahataninya. Namun, akses terhadap teknologi yang terbatas dan minimnya pengetahuan menyebabkan petani sulit untuk menyesuaikan diri dengan teknologi yang ada. Kendala yang ada dalam pengaksesan teknologi tersebut diantaranya adalah:

  1. Kendala biaya yang dirasa mahal
    Banyak petani kecil yang terkendala dana dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan usahanya. Selain permodalan, produk yang keluar tidak mempertimbangkan penggunanya. Salah satunya adalah harus menggunakan smartphone, sehingga teknologi belum tepat sasaran.
  2. Kurangnya kapabilitas petani untuk memanfaatkan teknologi
    Kebanyakan petani kecil masih buta terhadap teknologi, namun saat ini banyak anak muda yang tertarik untuk berkecimpung di bidang pertanian. Permasalahan yang perlu ditekankan disini adalah banyaknya teknologi dan bantuan yang diberikan oleh pemerintah belum tepat guna dan tepat sasaran. Masalah lainnya adalah petani kebanyakan berada di daerah pedalaman yang terkendala dengan jaringan dan tidak adanya pengawasan dan pembinaan secara terus menerus. Contohnya adalah adanya bantuan screenhouse kepada petani, namun saat dicek beberapa waktu kemudian, screenhouse yang ada ditinggalkan oleh petani tersebut karena ada kebingungan ditengah-tengah prosesnya.

Dari kendala-kendala tersebut, maka dihasilkan solusi beberapa solusi, yaitu diadakannya pencerdasan dan pemberdayaan petani yang primitif oleh pemerintah, dilakukannya pembinaan secara rutin, dan pengadaan teknologi yang memiliki ilmu dasar dan cara kerja yang mudah dipahami.

Permasalahan Teknologi pada Petani Sawah di Rancaekek

Dalam kajian ini, sampel yang diambil adalah petani di Rancaekek yang banyak terlibat dalam komoditas petani dan petani di Lembang yang banyak terlibat dalam komoditas hortikultura. Petani di Rancaekek mengalami permasalahan yang cukup banyak, seperti banjir, limbah pabrik dan perumahan, alih fungsi lahan serta teknologi pada proses penanaman, perawatan hingga penanaman padi. Berdasarkan masalah tersebut, kajian ini difokuskan pada petani Rancaekek yang mengalami permasalahan di bidang teknologi pertanian. Lahan pertanian sawah di Rancaekek tidak berbentuk seperti terasering, melainkan berupa hamparan yang luas. Sehingga teknologi yang biasa digunakan dalam tahap pembudidayaan padi adalah:

  1. Pengolahan tanah dan penanaman: Traktor
    Masalah dari tahap ini adalah penggunaan traktor dalam pengolahan tanah dan penanaman menjadi tidak efektif ketika musim kemarau
  2. Perawatan: Penyemprot pupuk dan pestisida
    Masalah dari tahap ini adalah cara penggunaan alat penyemprot pupuk dan pestisida dengan digendong membuat banyak petani mengeluh
  3. Pemanenan: Alat rontok padi
    Masalah dari tahap ini adalah hasil dari penggunaan alat ini biasanya menyebabkan padi menjadi terbelah dua

Fokus utama kajian ini tidak hanya teknologi dengan mekanisasi, namun dapat juga berupa cara/metode baru untuk meminimalisir cost dan waktu. Waktu dan biaya mesin/tenaga kerja dari proses penanaman hingga panen dapat dianalisis dengan Value Stream Mapping. Value Stream Mapping adalah alat untuk mengidentifikasi dan memetakan aliran nilai dan pemborosan yang terjadi di suatu sistem.

Dari VSM diatas, dapat disimpulkan waktu yang dibutuhkan pada setiap proses dari mulai penanaman, perawatan dan penanaman padi adalah 2796 hours atau setara dengan 117 hari dengan biaya mesin/tenaga kerja +/- Rp1.807.000,00. Sehingga dibutuhkan suatu inovasi teknologi di bidang pertanian untuk mengefektifkan waktu, biaya dan lain sebagainya. Bentuk inovasi pengembangan teknologinya adalah Penggantian,Perubahan, Penambahan, Penyusunan kembali, Penghapusan dan Penguatan. Kebutuhan fungsi teknologi yang dibutuhkan petani Rancaekek dalam mengelola padi adalah

Contoh teknologi usulan yang biasa digunakan:

Analisis VSM setelah diterapkannya teknologi pertanian seperti diatas adalah:

Setelah teknologi tersebut diterapkan maka dapat memangkas waktu dan biaya yang dibutuhkan menjadi 2760 jam atau setara 115 hari dengan biaya mesin/tenaga kerja +/- Rp 1.045.000,00

Kesimpulan dan Inovasi

  1. Kondisi petani di Rancaekek:
    a. Pembajakan sawah sudah baik, namun ada kendala diharga sewa traktor yang tinggi.
    b. Panen sudah baik, pemerintah memberikan tresher (alat pemisah gabah dengan bulir padi).
    c. Fokus kajian di perawatan, khususnya pemupukan dan pemberian pestisida (masih menggunakan alat yang digendong).
  2. Tidak semua proses dalam pertanian cocok untuk disisipkan teknologi industri 4.0, bisa jadi jika semua aktivitas disisipkan teknologi industri 4.0, malah menambah biaya.
  3. Teknologi yang dikembangkan sebaiknya berakar dari kebutuhan. Misal masalah pupuk yang berkilo-kilo harus digendong oleh petani, mungkin dapat digunakan roda untuk mobilisasi pupuk.
  4. Moderator sudah mengecilkan proses perawatan menjadi 2 sub komponen. Namun perlu dijabarkan lagi penggunaan waktu, kuantitas air, atau cost dari setiap subkomponen tersebut, sehingga kita tahu tingkat kepentingan masalah. Mana yang perlu diselesaikan terlebih dahulu (prioritas).

Ide/Inovasi

  1. Teknologi dalam pemberian pestisida dilihat dari fisik tanaman. Contoh aplikasi yang sudah ada adalah Neurafarm (Sensor fisik).
  2. Perlu dihubungkan pertanian dengan SIG (Sistem Informasi Geografis).
  3. Alat yang digendong perlu diganti dengan alat penyemprot dari luar/pinggir sawah (jarak cukup jauh dari tanaman, misal dengan memanfaatkan tekanan).
  4. Untuk luasan lahan besar dengan pelaku pertanian sedikit, penggunaan drone cukup baik. Selain alat, penggunaan sistem tanam jajar legowo juga cocok untuk mengatasi serangan hama.
  5. Kita dapat menggunakan biopestisida dibanding dengan pestisida biasa, karena lebih long lasting.
  6. Perlu dilakukan rekayasa sistem kerja, yaitu dengan mendesain dan menerapkan sistem kerja yang ergonomi, agar dapat meningkatkan produktivitas pekerja/petani.
  7. Cakupan kita adalah petani Rancaekek. Kemarin sebelumnya sudah wawancara, dimana aktivitas perawatanlah yang dapat dikembangkan, khususnya penebaran pupuk dan pestisida. Cara yang mungkin diterapkan adalah
    a. High tech : drone
    b. Low tech : sprinkle
    Inovasi sprinkle disini yaitu dapat menyebar pupuk dan pestisida dengan merata di lahan (kemungkinan butuh sensor). Lalu dapat digunakan baik untuk pupuk maupun untuk pestisida (dual fungsi).

MEMPERINGATI HARI TANI NASIONAL DAN HARI KRIDA PERTANIAN

-Apresiasi Bagi Para Pahlawan Pangan-

KASURA 1.0 | HIMAREKTA ‘Agrapana’ ITB

Hari Tani Nasional 

Hari Tani Nasional merupakan bentuk peringatan dalam mengenang sejarah perjuangan kaum petani serta membebaskannya dari penderitaan. Hari Tani Nasional dirayakan setiap tanggal 24 September sebagai pengingat ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA 1960).   

Hari Krida Pertanian 

Hari Krida Pertanian merupakan hari besar yang diperingati setiap tanggal 21 Juni oleh Masyarakat Pertanian Indonesia. Penetapan ini didasarkan atas pertimbangan dari segi         astronomis dimana pada tanggal tersebut matahari berada pada garis 23,50 lintang utara. Posisi ini menyebabkan terjadinya pergantian iklim seiring dengan perubahan-perubahan usaha pertanian, termasuk kegiatan panen untuk sejumlah komoditas pertanian. Maka dari itu bulan Juni merupakan bulan penting bagi para pelaku usaha pertanian. 

Memaknai Hari Tani Nasional dan Krida Pertanian

Peringatan Hari Tani Nasional dan Krida Pertanian  memiliki makna untuk mengenang sejarah perjuangan kaum petani. Hari ini menjadi tonggak sejarah bangsa dalam memandang arti penting petani  dan hak kepemilikan atas tanah, serta keberlanjutan agraria di Indonesia.

Kesejahteraan petani 

Sebagai negara agraris, proporsi terbesar penduduk Indonesia berada di sektor          pertanian. Pelaksanaan pembangunan perekonomian nasional, pedesaan, dan perkotaan juga telah banyak menunjukkan peningkatan. Namun masalah kemiskinan masih belum terpecahkan. Faktanya banyak orang kaya yang berasal dari petani dan banyak orang miskin yang juga dari petani. Kegiatan pembangunan telah berhasil meningkatkan produksi pertanian namun belum cukup mampu meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, dan penanggulangan kemiskinan di pedesaan (Rachmat,2013). 

Untuk menilai perkembangan kesejahteraan petani, diperlukan alat ukur atau indikator. Salah satu indikator yang digunakan untuk menilai tingkat kesejahteraan petani  adalah Nilai Tukar Petani(NTP) atau Farmer Terms of Trade(FTT).Nilai NTP dihitung darirasio harga yang diterima petani dan harga yang dibayar petani, sehingga NTP dinilai menggambarkan ukuran kemampuan daya beli/daya tukar petani terhadap barang yang dibeli  oleh petani (Rachmat,2013).   

Permasalahan yang Berhubungan dengan Kesejahteraan Petani A. Permodalan 

Masalah permodalan merupakan permasalahan paling mendasar yang sering dihadapi         petani. Keterbatasan modal membuat kuantitas dan kualitas hasil yang didapat petani menjadi tidak maksimal. Masalah permodalan yang sering dihadapi petani meliputi:

1.Kesulitan Terhadap Prosedur Peminjaman yang Rumit

Banyak petani yan menganggap prosedur peminjaman ke bank itu rumit, sehingga kebanyakan petani kecil telah termindset apabila ingin mudah pinjam kepada rentenir saja

Solusi : Prosedur butuh didampingi oleh dinas pertanian dan dapat diakses online sehingga petani kecil lebih merasa lebih terjamin. Sebagai mahasiswa, bisa bekerjasama dengan bidang keilmuan lain untuk membuat platform/aplikasi yang prosedurnya tidak rumit sehingga petani-petani keciil lebih mudah mengasksesnya

  • Rendahnya jumlah petani yang mengakses kredit dan asuransi

Petani sebenarnya telah bisa mengakses berbagai platform untuk membantu dalam masalah permodalan. Masalahnya kebanyakan petani-petani kecil masih belum menggunakan fasilitas-fasilitas tersebut

Solusi : Sebenarnya asuransi bagi petani sudah ada termasuk asuransi apabila petani kecil tersebut mengalami gagal panen. Subsidi pupuk, benih dan pestisida sebenaranya juga sudah banyak dilakukan pemerintah. Sehingga dibutuhkan feedback anatar petani dan pemerintah tersebut. Sebagai mahasiswa,misal mahasiswa yang himpunannya memiliki desa binaan bisa membantu sosialisasi kepada masyarakat petani terkait fasilitas-fasilitas yang sudah diberikan kepada pemerintah

  • Rendahnya tingkat kepercayaan bank.

Kebanyakan bank tidak mau meminjamkan modal kepada petani kecil karena petani tidak memiliki jaminan untuk mengembalikan uang.

Solusi : Melakukan sosialisasi dan  mempertemukan peminjam modal dan petani kecil sehingga mampu menemukan titik tengah petani dan pemberi modal. Pemodal lebih yakin kalau petani memiliki jaminan.

Kesimpulan : Petani membutuhkan akses permodalan yang cepat,mudah dan berpihak kepada petani.

  • Kondisi Lahan 

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 telah mengatur hukum agraria. Dalam UndangUndang ini menyatakan, peruntukan penggunaan bumi untuk keperluan pertanian lebih didahulukan daripada untuk keperluan perkembangan industri, transmigrasi, dan pertambangan. Namun realitanya lahan pertanian dan sawah irigasi pada tahun 2017 mengalami penurunan dari tahun 2016 dikarenakan :

1. Alih Fungsi Lahan

Permasalahan dari lahan hutan menjadi pertanian, dan dari lahan pertanian menjadi lahan industri/perumahan

Solusi : Harus memperhatikan fungsi dan tujuan masing-masing lahan tersebut. Setelah itu dilakukan evaluasi lahan terkait kemampuan dan kesesuaian lahan apakah cocok dengan lahan hutan,pertanian maupun industri. Pemangku kebijakan juga memiliki peran penting terkait permasalahan ini khusunya dalam mengatur RUU pertanahan dan UUPA 1960

  • Penguasaan lahan

Penguasaan lahan yang tidak sebanding antara petani gurem (kurangdari 0,5 Ha) dan petani besar ataupun perusahaan perkebunan memberikan kesenjangan sosial. Solusi : Penegakan UU Agraria dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani kecil. UUPA 1960 peraturannya masih dianggap general, belum ada peraturan khusus karena UUPA hanya menyalin perpres. Sehingga pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam kebijakan permasalahan penguasaan lahan.

  • Saluran irigasi

Kurangnya pembangunan saluran irigasi dan banyaknya saluran irigasi yang rusak mengakibatkan menurunya daya dukung bagi pertanian. Kerusakan ini diakibatkan karena erosi, kerusakan DAS, dan kurangnya pemeiharaan 

  • Iklim dan cuaca. 

Perubahan iklim dan cuaca yang tidak beraturan mengakibatkan banyak usaha tani yang mengalami kegagalan panen akibat banyaknya produk pertanian yang terserang hama dan penyakit, hasil panen busuk dan lain sebagainya

  • Teknologi 

Teknologi pertanian di Indonesia sudah berkembang dari proses produksi di hulu           hingga  hilir. Berbagai macam prototipe alat dan mesin pertanian telah     dihasilkan oleh Kementerian Pertanian. Di era revolusi industri 4.0, petani dituntut untuk memanfaatkan teknologi digital dalam mengelola usahatani nya. Namun akses terhadap teknologi yang terbatas dan minimnya pengetahuan menyebabkan petani sulit untuk menyesuaikan diri dengan teknologi yang ada Namun petani-petani kecil masih memiliki kendala  dalam mengakses teknologi tersebut, mulai dari :

  1. Kendala biaya yang dirasa mahal

Banyak petani kecil yang terkendala dana dalam menggunakan teknologi untuk mengembangkan usahanya. Selain permodalan, produk yang keluar tidak mempertimbangkan penggunanya. Contohnya harus menggunakan smartphone dll, sehingga teknologi belum tepat sasaran.

  • Kurangnya kapabilitas petani untuk memanfaatkan teknologi

Kebanyakan petani kecil masih buta terhadap teknologi, walaupun demikian sekarang banyak anak muda yang tertarik untuk berkecimpung di bidang pertanian.  Permasalahan yang perlu ditekankan disini adalah banyaknya teknologi dan bantuan yang diberikan oleh pemerintah belum tepat guna dan tepat sasaran. Sensor belum dipakai karna petani belum dapat menjangkau teknologi tersebut. masalah lain adalah petani kebanyakan di daerah pedalaman, ada masalah di jaringan. Ketika anak muda yg mempunyai ide/teknologi, kendalanya adalah menganggap hanya selesai disitu. tidak ada pengawasan dan pembinaan secara terus menerus. Contoh kita kasih screen house kepada petanu, saat dicek beberapa waktu kemudian, malah ditinggalkan oleh petani tersebut karena ada kebingungan ditengah-tengah prosesnya. Teknologi yang dihadirkan tidak tepat sasaran, bandingkan saja dengan aset yang dimiliki oleh petani kecil. Sensor, tidak bisa dimanfaatkan sepenhnya dan kurang tepat untuk permasalahan saat ini. Akar masalah adalah bagaimana ketika penyelenggaraan bantuan dari pemerintah tidak menyerap keluh kesah masyarakat.

Solusi : 

  1. Pemerintah mengadakan P4S untuk mencerdaskan dan memberdayakan petani yang primitif sehingga kita bisa mengarahkan petani bukan menyalahkan apabila terjadi kesalahan
  2. Dilakukan pembinaan secara rutin.
  3. Butuh teknologi yang ilmu dasar dan cara kerjanya mudah dipahami. Di Indonesia kita terlalu memahami bagian cabang, bukan akarnya. Padahal yang penting adalah di akar masalahnya

KESIMPULAN :

Semua permasalahan terkait kesejahteraan petani tidak semua bisa disamaratak

Kesejahteraan tiap individu petani tentu berbeda tergantung pada permasalahan yang dihadapi. Solusi yang mudah diterapkan, cepat dan berpihak kepada petani tentu akan menjadi solusi yang terbaik. “Petani adalah Pahlawan Pangan”. Pahlawan yang memberi kita makan dan membantu menjaga keberlangsungan hidup di bumi. Sebuah langkah kecil dan mudah diterapkan akan berdampak terhadap kesejahteraan petani, walaupun hal tersebut tidak langsung dirasakan oleh petani tersebut. Apresiasi kecil yang bisa kita lakukan adalah dengan menghabiskan makanan dan tidak membuang-buangnya. Terlepas dari permasalahan modal,lahan maupun teknologi sebuah apresiasi ini penting agar jasa Pahlawan Pangan ini tidak begitu saja dilupakan.

Referensi: 

Hasil Kajian KASURA 1.0 (Kajian Seru Agrapana) bersama massa kampus

Dewi,I.A.L.,dan Sarjana, I.M.2015.”Faktor-Faktor Pendorong Alihfungsi Lahan Sawah       Menjadi Lahan Non-Pertanian”.Jurnal Manajemen Agribisnis  , 3(2).163-171.

Supriatna,A.2003.”Aksesibilitas Petani Kecil Pada Sumber Kredit Pertanian di Tingkat Desa: Studi Kasus Petani Padi di Tingkat Desa”.Balai BPPTP Badan Litbang Pertanian  , 1(1): 1- 15

 

Pertanian di Era Revolusi Industri 4.0?

Yukk,kita bahas lebih lanjut…

Apa sih Revolusi Industri 4.0 ?

Revolusi Industri 4.0 merupakan trend di dunia industri yang menggabungkan antara teknologi otomatisasi dengan teknologi cyber.

Kok udah 4.0 aja ? 1.0 nya apa ?

Gini nih sejarahnya :

  1. Revolusi indutri 1.0  : penemuan mesin uap
  2. Revolusi industri 2.0  : penemuan tenaga listrik
  3. Revolusi indutri 3.0 : otomasi
  4. Revolusi Industri 4.0 : Efisiensi mesin dan manusia yang terkonektivitas dengan internet

Elemen Revolusi Industri 4.0

  1. Internet of Things (IoT) 
  2. Artificial Inteligence
  3. Human-machine interface (Drones,Satelite etc)
  4. Tecnology robotic and sensor
  5. 3D Printing 

Peranan Revolusi Industri 4.0 di Bidang Pertanian  ?

Revolusi Industri 4.0 memiliki peranan penting dalam mencapai target swasembada pangan berkelanjutan melalui mekanisasi pertanian. Mekanisasi ini dapat berupa mesin otomatis yang terintegrasi dengan internet sehingga diharapkan bisa mencapai target swasembada tersebut.

Penasaran sama alat-alat mekanisasi tersebut ? Apa aja sih ?

Ternyata sekarang alat-alat mekanisasi sudah berkembang loh. FYI : dari mesin pengolahan tanah sampai panen untuk beberapa komoditas pertanian sudah lengkap,sehingga semakin memudahkan pekerjaan manusia

  • Pengolahan tanah
  •                Penanaman Benit dan Bibit
  • Mesin Penakar Pupuk, Pengairan, dan Pencegahan Hama Penyakit
  • Pemanenan

Pertanian di Era Revolusi Industri 4.0 ?

  • Smart Farming (Pertanian Pintar)
  • Precision Farming (Pertanian Terukur)
  • Gene Editing (Bioteknologi) Misal GMO

Contoh Pengaplikasian Pertanian 4.0 di Indonesia

Pengaplikasiannya tersebut bisa di lihat pada “Habibi Garden” yang merupakan sebuah perusahaan digital yang berusaha memberikan solusi untuk para petani berkomunikasi dengan tanaman dengan menggunakan teknologi IoT seperti sensor suhu, kelembaban, nutrisi dan lain sebagainya.

Kendala Perkembangan Pertanian 4.0 di Indonesia ?

Di bidang pertanian, revolusi industri 4.0 belum terlalu dominan karena beberapa faktor di antaranya sumber daya manusia, kondisi lahan pertanian Indonesia, serta teknologi yang belum sepenuhnya diterima oleh masyarakat. 

Upaya yang dilakukan Pemerintah ?

Kementan telah menyiapkan rencana pengembangan pertanian dengan menyediakan berbagai macam alat mekanisasi dan sosialisasi kepada masyarakat, sehingga diharapkan Indonesia mampu menjawab tantangan untuk menjadi lumbung pangan dunia pada tahun 2045.

Sumber : 

Danu Adji. 2019. “24 Alat Pertanian Modern yang Bisa Digunakan di Indonesia” danuadji.com Pak Tani. 2018. “3 Fakta Revolusi Industri 4.0 pada Pertanian Indonesia” paktanidigiital.com. 

#BanggaBereksplorasi

Hidroponik: Budidaya Tanaman Tanpa Tanah

Hidroponik terdiri dari kata hydro yang artinya air dan poros yang artinya daya. Hidroponik dapat diartikan sebagai budidaya tanaman tanpa media tanah, melainkan menggunakan air yang telah diberi nutrisi, sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Hidroponik dapat dijadikan solusi untuk mengatasi lahan yang terbatas, lahan yang telah rusak, dan adanya serangan dari hama dan penyakit pada tanaman. Selain mengatasi masalah-masalah tersebut, hidroponik juga memiliki banyak manfaat, yaitu menghasilkan kualitas tanaman yang lebih baik, tanaman terhindar dari hama, menghemat penggunaan pupuk, menimalisir penggunaan lahan, tanaman dapat tumbuh dengan cepat, dan menghemat tenaga dan waktu. Contoh dari tanaman-tanaman yang dapat dibudidayakan dengan metode hidroponik adalah selada, cabe, tomat, kangkung, dan stroberi.

Tanaman cabe dalam budidaya hidroponik

Air dalam hidroponik berfungsi untuk melarutkan nutrisi yang akan di serap oleh akar tanaman. Nutrisi yang biasa digunakan adalah larutan AB Mix yang terdiri dari larutan A dan larutan B. Larutan A adalah unsur makro yang diperlukan oleh tumbuhan, yaitu Nitrogen (N), Phospat (P), Kalium (K), Calsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur (S). Larutan B adalah unsur mikro yang diperlukan oleh tumbuhan, yaitu Besi (Fe), Mangan (Mn), Zinc (Zn), Tembaga (Cu), Boron (B) dan Molibdenum (Mo). Larutan AB Mix dibuat dengan cara sebagai berikut:

  1. Siapkan larutan A dan larutan B
  2. Siapkan 2 ember dan diisi air bersih sebanyak 5 L
  3. Siapkan 2 jirigen 5 L untuk menyimpan stok nutrisi
  4. Tuangkan larutan A dan B termasuk bubuk kecilnya ke dalam masing-maisng ember.
  5. Aduk hingga rata
  6. Tuangkan masing-masing larutan ke dalam jirigen yang berbeda
  7. Ambil masing-masing 5 mL larutan A dan B dari masing-masing jirigen
  8. Campurkan 5 mL larutan A dan B ke dalam 1 L air bersih
  9. Aduk hingga rata
  10. Nutrisi sudah siap untuk digunakan

Keberadaan air sebagai media utama memerlukan bantuan dari media lainnya yang dapat berperan sebagai penyangga tanaman. Contoh dari media tersebut adalah rockwool, arang sekam, batu bata, hydrogel, dan pasir.

Metode hidroponik terdiri dari beberapa metode, yaitu:

  1. Wick system, budidaya menggunakan sumbu
  2. Drip system, budidaya dengan sistem tetes
  3. Raft system
  4. NFT system (Nutrient Film Technique), pengaturan pemberian nutrisi dengan bantuan timer
  5. Aquaponic, budidaya menggunakan nozzle agar nutrisi bisa tersebar ke akar tanaman
  6. Bubbleponic, larutan nutrisi dipompakan melalui pembentuk gelembung untuk memperkaya kandungan oksigen
  7. Bioponic, budidaya tanaman yang menggabungkan antara sistem hidroponik dengan sistem pertanian organik

Dari metode-metode tersebut, metode yang cocok untuk pemula adalah metode wick system. Alat dan bahan yang harus disiapkan dengan metode ini adalah botol air mineral, gunting, sumbu, paku, dan larutan AB Mix. Cara kerjanya adalah:

  1. Potong botol bekas menjadi 2 bagian
  2. Lubangi tutp botol
  3. Gabungkan kedua bagain botol dengan cara membalik bagian moncong botol menghadap ke bawah
  4. Pasang sumbu pada tutup botol
  5. Tanam bibit tanaman pada bagian atas dengan media secukupnya
  6. Isi bagian botol bawah dengan air nutrisi
Budidaya hidroponik menggunakan wick system

Hidroponik ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah produksi tanaman lebih tinggi jika di bandingkan dengan metode tanam dengan tanah, tanaman dapat terbebas dari hama dan penyakit, menghemat pemakaian pupuk, penggantian tanaman lebih mudah, mempermudah pekerjaan maupun perawatan tanaman, dan tanaman akan memberikan hasil secara berkelanjutan. Kekurangan dari hidroponik adalah memerlukan biaya lebih di awal, terutama jika berencana untuk menanam hidroponik dalam skala besar, membutuhkan alat-alat khusus, memerlukan pengetahuan dan keterampilan khusus, membutuhkan ketelitian yang lebih, karena nutrisi untuk tanaman harus benar-benar di awasi secara cermat.

Bunga Matahari

Si Cantik yang Memiliki Segudang Manfaat

Sudah pernah lihat bunga matahari di Sekretariat Himarekta “Agrapana” ITB ? Selain cantik dan instagramable ternyata si cantik ini memiliki segudang manfaat loh. Yuk kita explore !!

Bunga Matahari 

Merupakan tanaman semusim yang termasuk dalam suku Asteraceae. Bunga ini dapat mencapai tinggi 3-5m serta memiliki warna kuning sampai orange  tergantung jenis varietasnya

Keunikan Bunga Matahari

Bunga ini memiliki keunikan yaitu selalu mengikuti pergerakan matahari (heliotropisme) yang menyebabkan proses fotosintesis dari bunga tersebut menjadi lebih efisien

Peranan Bunga Matahari di Bidang Pertanian

Bunga matahari termasuk ke dalam tanaman Refugia yang merupakan tanaman yang dapat digunakan sebagai tempat perlindungan dan sumber makanan bagi musuh alami pertanian sehingga cocok jika ditanam disekitar lahan pertanian

Hama yang dikendalikan oleh Bunga Matahari

Bunga matahari efektif dalam menarik predator jenis pirate bugs yang akan memangsa wereng, aphids, kepik dan kutu putih. Selain itu bunga matahari juga bisa manarik laba-laba untuk membuat jaring-jaring yang berguna untuk menjerat hama wereng dan beberapa jenis serangga lainnya yang merugikan tanaman pertanian

Manfaat lain Bunga Matahari

Bunga matahari bisa digunakan sebagai pengganti pupuk NPK sebesar 25-50% karena mengandung 4% nitrogen, 4,1% fosfor, dan 0,59% kalium. Selain itu bunga matahari juga dapat menjadi penahan erosi karena memiliki perakaran yang kuat.

Bunga Matahari di Sekretariat Himarekta “Agrapana” ITB

# BanggaBerexplorasi

#ExplorAsiq

Polusi Udara ? Lidah Mertua Solusinya!

Polusi udara Jakarta semakin memburuk semenjak beberapa minggu terakhir yang ditunjukan oleh data Airvisual pada pertengahan Juli dan awal Agustus lalu. Berdasarkan index AQI yaitu indeks yang digunakan oleh airvisual untuk menggambarkan tingkat polusi udara, kualitas udara Jakarta berada pada angka 156 yang mengindikasikan bahwa udara Jakarta berada pada ambang tidak sehat. Data ini juga diperkuat oleh pemantauan satelit lapan bahwa telah terjadi penurunan kualitas udara dibeberapa daerah di Indonesia termasuk Bandung, Medan dan Surabaya. Polutan utama yang digunakan airvisual untuk menggambarkan tingkat polusi udara adalah PM 10, karbonmonoksida, asam belerang, nitrogen dioksida dan ozon. Polusi udara ini disebabkan oleh aktivitas industri, kendaraan bermotor, dan diperparah dengan adanya musim kemarau. Pemerintah Jakarta berdasarkan Intruksi Gubernur Jakarta no 66 tahun 2019, telah melakukan berbagai cara untuk mengatasi permasalahan tersebut. Diantaranya adalah pemberlakuan kendaraan ganjil genap, hingga membagikan tanaman lidah mertua secara gratis.

Tanaman Lidah Mertua

Salah satu solusi alternatif untuk mengurangi dampak polusi udara adalah penggunaan tanaman lidah mertua. Tanaman Lidah Mertua (Sansevieria) merupakan tanaman hias yang berbentuk runcing menyerupai pedang, memiliki daun tebal dengan kandungan air yang tinggi. Bentuk daun rata, tumbuh tegak, kaku dengan tinggi 40-100 cm. Tanaman ini tumbuh baik pada lingkungan dengan tanah yang tidak terlalu lembab, curah hujan 250 mm/tahun, cahaya matahari penuh 1000-10.000 fc, dan suhu optimum 24-29oC. Tanaman ini dapat berfungsi sebagai filter alami karena memiliki efektivitas untuk mengurangi detoks. Lima helai daun lidah mertua efektif untuk membersihkan ruangan seluas 100 m2, karena jumlah stomata yang dimilikinya.

Efektifitas Lidah Mertua
Lidah mertua memiliki efektifitas sebagai tanaman anti polusi, karena lidah mertua memiliki jumlah klorofil yang banyak dan kerapatan stomata yang tinggi. Apabila gas beracun masuk ke dalam stomata, maka polutan tersebut akan terikat dan menggantikan Mg pada bagian klorofil. Proses pengikatan logam berat ini juga dibantu oleh mikroba seperti Rigidoporus microporus yang berada di akar lidah mertua. Keefektifan lidah mertua ini telah diuji dengan berbagai metode, salah satunya adalah dengan metode ekstraksi. Metode ekstraksi dilakukan dengan meletakkan tanaman lidah mertua dan tanaman lain sebagai pembanding di tempat yang telah diberikan polutan. Setelah dibiarkan beberapa lama, kedua tanaman tersebut diekstrak untuk dilihat efektifitasnya dalam mengurangi polutan. Penelitian NASA juga membuktikan bahwa tanaman Sansevieria mampu menyerap 107 racun dan polutan.

Tanaman Garbera Daisy

Selain tanaman lidah mertua, tanaman Garbera daisy memiliki efektifitas sebesar 35% dalam menyerap polutan. Angka tersebut cukup tinggi dibandingkan dengan tanaman lidah mertua yang hanya memiliki efektifitas sebesar 13%. Tanaman bambu dan palm kuning juga sangat cocok digunakan sebagai tanaman outdoor penyerap polusi. Namun, tanaman yang dapat menyerap populasi tertinggi adalah tanaman jenis pohon-pohonan, yaitu trembesi yang memiliki efektivitas besar dalam menyerap polutan. Satu pohon trembesi mampu menyerap 28,5 ton gas CO2, selain itu juga ada pohon jati, mahoni, saga, akalipa merah, dan cemara angin.

Pohon Trembesi

Lalu bagaimana cara mengurangi polusi?

  1. Dilakukan pembuatan taman kota dengan melibatkan ahli-ahli dibidang lingkungan, kehutanan dan pertanian untuk menempatkan tanaman. Hal ini penting dilakukan karena karakteristik tanaman, baik itu pohon ataupun tanaman hias sangat penting diketahui karakteristiknya disamping aspek estetika
  2. Melakukan rekayasa genetik terhadap tanaman yang memiliki efektifitas menyerap polutan sehingga pengurangan polutan bisa lebih cepat
  3. Membuat konsep gedung dengan kombinasi ruang hijau, karena menggunakan tanaman lidah mertua saja tidak cukup untuk mengurangi polusi udara
  4. Penggunaan vertikultur di setiap rumah bisa menjadi salah satu solusi untuk mengurangi polutan di perkotaan

Sumber :
https://m.detik.com/news/berita/d-4678958/data-airvisual-sabtu-pagi-udara-jakarta-terburuk-ke-3di-dunia https://www.google.com/urlsa=t&source=web&rct=j&url=https://www.scribd.com/document/356 910980/7-jurnal-Nanikpdf&ved=2ahUKEwjQuuPk1Z3kAhXDMI8KHddzAgAQFjABegQICBAB&usg=AOvVaw1e2of74TDIizqkW qzMqUro
https://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20190724140622-255-415075/menakar-efektivitas-lidahmertua-untuk-atasi-polusi-jakarta
https://bibitbunga.com/mengenal-lidah-mertua-tanaman-penyerap-polusi/
https://pdfs.semanticscholar.org/8baf/a04f422f1a98b620563d0e7cfdaee1c37647.pdf?_ga=2.46276 775.1689123022.1566729707-758164464.1566729707
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/24/07444551/di-balik-keputusan-pemprov-dkipakai-lidah-mertua-sebagai-solusi-polusi?page=all

Agrapana Punya Kebun

Kebun Agrapana merupakan sebuah kebun yang terletak didekat Sekretariat HIMAREKTA “Agrapana” ITB, dimana pengolahannya dilakukan oleh massa Agrapana. Sampai saat ini, kebun tersebut masih digarap dan ditanami berbagai tanaman sayuran dan bunga-bungaan. Kebun yang digarap oleh massa Agrapana ini telah ada dari tahun 2017 dalam bentuk proker “Agrapanen”. Pada tahun 2018, proker tersebut berganti nama menjadi “Kebun Agrapana”, sedangkan pada tahun 2019 berganti nama kembali menjadi “Berkelana (Berkebun ala Agrapana)”.

Pengolahan kebun saat proker Kebun Agrapana

Pengolahan kebun Agrapana ini diinisiasi oleh Departemen Keilmuan dan Keprofesian HIMAREKTA “Agrapana” ITB untuk kemudian digarap bersama oleh massa. Biasanya pengolahan kebun ini membutuhkan waktu sekitar 1-2 hari untuk benar-benar bisa ditanami dengan berbagai jenis tanaman. Lalu ketika pemanenan, tanaman-tanaman yang ada di kebun Agrapana akan dipanen bersama-sama oleh massa, kemudian hasil panen akan diolah menjadi berbagai jenis makanan dan dikonsumsi bersama-sama sebagai bentuk rasa kekeluargaan.

Hidroponik di Kebun Sekretariat Agrapana

Tahukah kalian? Tanaman yang berada di kebun Agrapana ini tidak hanya ditanam di lahan, melainkan ditanam pula dalam bentuk non lahan, yaitu hidroponik. Biasanya jika diadakan suatu event, hidroponik dari kebun Agrapana ini menjadi salah satu karya yang ditampilkan sebagai bentuk karya keprofesiannya.

Lalu bagaimana kebun Agrapana Kedepannya ?

Rencana kedepannya kebun ini akan ditanami dengan sukulen, jamur dan beberapa tanaman semusim dengan metode vertikultur. Kebun tersebut juga akan ditanami berbagai jenis bunga-bungaan untuk memperindah suasana Sekre HIMAREKTA “Agrapana” ITB.

Budidaya Jamur saat proker Agrapanen

Penasaran dengan kebun Agrapana seperti apa? Ayo kunjungi sekretariat kami!