Daily Archives: December 26, 2020

Pertanian 4.0: Membangun Usaha Pertanian Masa Kini

Dunia saat ini telah memasuki era revolusi industri yang ke-4 atau disebut juga Industri 4.0. Begitu juga dengan sektor pertanian yang mulai memasuki era Pertanian 4.0. Oleh sebab itu, sektor pertanian perlu beradaptasi untuk menjawab tantangan masa depan dengan menggenjot produktivitas pertanian. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan membangun bisnis berbasis pertanian.

            Usaha bisnis berbasis pertanian belakangan ini bermunculan di Indonesia. Peristiwa ini dapat terjadi karena kehadiran usaha pertanian memiliki peran yang strategis dalam pembangunan nasional, khususnya dalam rangka meningkatkan produktivitas hasil tani, menjamin ketahanan dan keamanan pangan. Sektor pertanian di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa karena memiliki sumber daya alam yang mendukung serta tingkat konsumsi bahan pangan hasil pertanian yang terus-menerus meningkat seiring berjalannya waktu.

            Bagaimanapun juga, merintis bisnis pertanian bukanlah hal yang mudah. Buktinya, banyak perusahaan pertanian ‘masa lalu’ yang gagal beradaptasi dengan cara bisnis kekinian dan mengalami kerugian. Namun, ada juga perusahaan-perusahaan berbasis pertanian yang berhasil merintis bisnis pertanian masa kini dengan implementasi Pertanian 4.0. Kami akan mengajak anda untuk memahami lebih dalam apa yang dibutuhkan bagi bisnis-bisnis pertanian ini untuk bisa survive dengan bisnis kekinian.

Di era Pertanian 4.0 ini, mari kita simak beberapa karakteristik perusahaan yang mampu bertahan dengan cara bisnis kekinian:

1. Manajemen Perusahaan

Manajemen Perusahaan adalah proses dalam membuat suatu perencanaan, penyusunan, pengendalian serta memimpin operasi perusahaan dengan menggunakan seluruh sumberdaya untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajemen perusahaan tidak lepas dari fungsi-fungsi manajemen yang meliputi fungsi Perencanaan (Planning), Pengorganisasian (Organizing), Pengendalian (Controlling), Pengarahan (Dirrecting).

2. Membentuk Team Perusahaan

            Menentukan posisi-posisi yang dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan perusahaan. Dalam menentukan posisi, masing-masing bagian sebaiknya diisi oleh personel yang kompeten dan cakap di bidangnya. Team perusahaan juga harus memiliki budaya kerja yang telah ditentukan Bersama-sama sebagai salah satu acuan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di perusahaan.

3. Pandai Melihat Peluang Pertanian Masa Kini / Tren Market

            Sebuah perusahaan di bidang pertanian harus sigap dan up to date mengenai perkembangan pasar pertanian. Hal ini dapat dicapai dengan memantau data-data actual dan factual seputar produk pertanian, kebutuhan akan sayur mayur, pertambahan penduduk, dan persaingan produk local dengan produk luar negri.

4. Menyesuaikan Usaha Pertanian dengan Kondisi Pasar

            Salah satu bentuk adaptasi terhadap pertanian 4.0 adalah bagaimana mengolah produk pertanian agar sesuai dengan kondisi pasar. Hal ini dapat dicapai melalui marketing berbasis iptek dan internet. Selain itu, perusahaan harus proaktif dalam memproduksi produk turunan dan menjaga lingkungan lahan pertanian agar mendapat produk yang terdiversifikasi.

5. Memasarkan Produk Pertanian ke Supermarket

            Supermarket merupakan salah satu target market yang sangat potensial sebab pola konsumsi masyarakat saat ini seringkali menggunakan supermarket sebagai sarana belanja. Agar dapat bersaing di supermarket maka produk harus dikemas secara menarik. Armada pengiriman juga hal yang harus disiapkan agar supermarket mendapat supply yang konstan.

Membangun Start-up di Bidang Pertanian

Startup merupakan istilah perusahaan bisnis pemula yang bekerja untuk memecahkan masalah dimana solusinya tidak jelas dan kesuksesannya tidak dijamin. Berkaitan dengan hal tersebut, di Indonesia banyak permasalahan pada sektor pertanian. Hal ini membuka peluang yang besar bagi startup untuk memecahkan persoalan tersebut. Oleh karena itu perlu untuk bisnis startup ini digalakkan di Indonesia, khususnya pada sektor pertanian.

            Merintis start-up dapat dimulai dengan prinsip POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling). Planning dimulai dengan analisis SWOT, kemudian menemukan ide dan alasan dibalik bisnis yang nantinya akan menjadi visi dan misi perusahaaan. Kemudian, organizing menuntut bisnis untuk menempatkan invididu dan sumber daya fisik lain dalam upaya menerjemahkan rencana ke dalam suatu aksi yang nyata. Proses ini menghasilkan pembagian divisi dengan jobdesc tertentu. Selanjutnya, actuating atau aktualisasi merupakan implementasi rencana dalam bentuk aksi dengan rencana matang dilengkapi oleh SOP yang sudah ditetapkan. Tahap aktualisasi menuntut setiap anggota perusahaan untuk berkolaborasi. Terakhir, controlling yaitu memastikan alur kerja bisnis akan sesuai rencana, hal ini dilakukan supaya aktivitas bisnis tetap eksis dan berjalan lainnya[1]

                    Tidak tertinggal juga kemampuan manajemen diperlukan dalam merintnis start-up. terdapat lima unsur manajemen (5M) saling terikat satu dengan yang lain yang mana dapat diaplikasikan pada startup, yaitu:

  1.  Man: Keterlibatan manusia sebagai penggerak yang memiliki peranan, pikiran, harapan serta gagasan.
  2. Money: Dana yang memadai.
  3. Material: Benda atau bahan mentah yang dibutuhkan dalam membuat sesuatu.
  4. Machines: Mesin kerja yang digunakan dalam proses produksi.
  5. Method: Prosedur, cara kerja yang ditetapkan oleh sebuah organisasi.

Terdapat pula beberapa metode dan gagasan yang mampu membantu perusahaaan start-up dalam memulai bisnisnya khususnya di era Pertanian 4.0, diantaranya:

  1. Digital Marketing

            Digital marketing merupakan salah satu metode komunikasi pemasaran yang memudahkan pebisnis untuk memantau dan menyediakan kebutuhan konsumennya agar konsumen dapat dengan lebih leluasa mencari dan memperoleh informasi produk yang dibutuhkan atau diinginkan[2]

            Penulisan naskah dalam memasarkan produk merupakan aspek yang penting dalam digital marketing. Seni penulisan naskah secara efektif disebut dengan copy writing. Konsep dasar yang mula-mula perlu diterapkan pada copy writing yaitu ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi). Amati yaitu pengamatan terhadap jenis tulisan yang digunakan kompetitor. Pengamatan mencakup produk, strategi pemasaran, dan lainnya. Tiru berarti mencari kelebihan, kekurangan, peluang, dan ancaman dari kompetitor untuk dijadikan bahan referensi. Modifikasi berarti memodifikasi konsep yang telah diperoleh dari kedua tahap sebelumnya[2].

            Ada beberapa tahapan dari copy writing perlu dipahami. Pertama, riset mengenali kompetitor dan diri sendiri. Kedua, perumusan masalah yaitu menerapkan hasil riset dengan memadukan gaya perusahaan sehingga adanya originalitas. Ketiga, pengembangan naskah, yakni naskah harus mengandung elemen yang ingin diterapkan. Headline yang digunakan harus mengandung 5W + 1H. Keempat, memperluas topik pembahasan.  Ada 4 cara untuk megembangkan topik yaitu eksplorasi kemampuan, bercerita, memancing imajinasi, dan menggunakan kata-kata autentik[2].

2. Metode OKR (Objective and Key Results)

            Dalam mengukur performa kerja, objectives and key results atau OKR adalah satu cara yang saat ini marak digunakan. Tools ini menggambarkan tujuan tim dan perusahaan serta sejauh mana tujuan tersebut telah tercapai. Objectives bersifat kualitatif, sedangkan key results bersifat kuantitatif dan setidaknya berjumlah 3 buah. Objektif / tujuan yang dibuat harus kualitatif, inspirasional, time-bound, serta dapat dikerjakan secara independen oleh perusahaan. Key results berupa kuantifikasi dari objektif yang telah dibuat sebelumnya agar key results yang dibuat dapat memastikan objektif terpenuhi dengan baik[3].

[1] Trustvation. (2020, Oktober 8). Memahami kaitan POAC dalam Manajemen Bisnis.[Online]: Diambil dari https://trusvation.com/memahami-kaitan-poac-dalam-manajemen-bisnis/

[2] Martin, D. (2020). Seni Penulisan Efektif untuk Digital Marketing : Bagaimana Kata-kata yang Tepat Dapat Meningkatkan Penjualan & Brand Kamu. Asosiasi Digital Marketing Indonesia.

[3] Wodtke, C. (2016). Introduction to OKRs. O’Reilly Media.